Topik trending
#
Bonk Eco continues to show strength amid $USELESS rally
#
Pump.fun to raise $1B token sale, traders speculating on airdrop
#
Boop.Fun leading the way with a new launchpad on Solana.
Akhir Pekan Untuk Filsafat:
Teori Simulasi
Cahaya adalah paradoks.
Cahaya tidak memiliki massa, tetapi memiliki momentum.
(Dalam fisika klasik, momentum adalah produk dari massa dan kecepatan.)
Cahaya selalu bergerak dengan kecepatan yang sama terlepas dari pengamatnya.
Jika senter ada di kapal roket yang datang ke arah Anda, kecepatan foton tersebut sama dengan kecepatan foton di kapal roket yang berlari menjauh dari Anda.
Tidak ada hal lain di alam semesta kita yang berperilaku seperti ini.
Dan, itu menjadi lebih misterius.
Cahaya bersifat diskrit, terkuantisasi (misalnya, memiliki satuan energi tertentu) tetapi juga dapat mengganggu dirinya sendiri seperti gelombang.
Cahaya adalah gelombang dan partikel, dualitas yang menentang kategori kita sehari-hari. Itu dapat beriak seperti medan elektromagnetik dan juga muncul sebagai partikel, foton, ketika kita mengukurnya.
Itu dipengaruhi oleh gravitasi tanpa memiliki massa, membungkuk di sekitar bintang dan galaksi seolah-olah ruang-waktu itu sendiri adalah sungai dan cahaya hanya mengikuti kurvanya.
Ketika kita berpikir tentang alam semesta sebagai semacam komputasi besar atau bahkan simulasi, cahaya menjadi salah satu "pembawa data" realitas yang paling mendasar.
Sifatnya yang paradoks mengisyaratkan bahwa aturan alam semesta kita mungkin lebih seperti program yang dikodekan dengan indah, di mana cahaya adalah variabel kunci yang tidak pernah melanggar aturannya sendiri.
Konsistensi kecepatan cahaya dan dualitasnya yang aneh mungkin hanya merupakan tanda "mesin" yang menjalankan realitas kita, kode universal yang mendefinisikan bagaimana informasi diproses.
...
Teratas
Peringkat
Favorit

