Inilah yang tidak dilihat kebanyakan orang ketika menyangkut pria dalam olahraga wanita.... tekanan emosional yang mengarah pada cedera fisik. Seorang atlet pria ditempatkan di tim wanita @SJSU. Sekolah berbohong kepada para wanita dan tidak pernah mengungkapkan bahwa dia laki-laki. Brooke angkat bicara setelah menyadari bahwa dia telah tinggal dengan seorang pria dan berbagi kamar hotel dalam perjalanan tim. Untuk itu, media, outlet berita, dan pelatihnya menjelek-jeleknya. Dia menjadi musuh. Atlet pria itu diduga berkonspirasi untuk menyakitinya secara fisik karena berbicara. Stres dan kecemasan membuatnya kehilangan 30 pon (dia turun menjadi 128 lbs pada 5'11"). Dia kehilangan siklus menstruasinya selama sembilan bulan. Dia tidur 2-4 jam semalam. Dia akhirnya harus putus sekolah dan kembali ke rumah demi keselamatan dan kesehatannya. Ini adalah pelecehan. Jadi mengapa wanita seperti Brooke tidak pernah dipertimbangkan ketika kita berbicara tentang "perasaan" mereka yang terpengaruh oleh keputusan ini?